Pernahkah Anda mendengar tentang dispepsia? Beberapa orang mungkin mengenalinya sebagai penyakit yang mengganggu pencernaan manusia. Kenyataannya, dispepsia adalah gangguan pencernaan yang terdiri atas kumpulan gejala dan keluhan yang menimbulkan rasa tidak nyaman pada perut bagian atas. Penderita dispepsia sering gejala merasakan mual, kembung, nyeri perut yang diikuti sensasi terbakar, dan juga perut begah atau sebah.
Secara garis besar, dispepsia dibagi menjadi dua tipe, yaitu dispepsia organik dan fungsional. Dispepsia organik adalah gangguan pencernaan yang dipicu oleh faktor tertentu yang telah diketahui secara jelas, seperti penyakit tukak lambung, gastroesophageal reflux disease maupun kanker. Sementara itu, dispepsia fungsional adalah gangguan pencernaan yang mana pemicunya tidak diketahui secara jelas, namun penderita masih tetap merasakan rasa pada perutnya.
Salah satu faktor yang memicu terjadinya dispepsia fungsional, yaitu akibat mengonsumsi makanan atau minuman tertentu. Beberapa makanan yang berisiko memicu dispepsia, yaitu makanan yang mengandung asam, berminyak, berlemak, dan juga yang memiliki rasa pedas. Di samping itu, seseorang yang terlalu sering mengonsumsi minuman yang mengandung kafein, alkohol, maupun bersoda, cenderung rentan mengalami rasa tidak nyaman akibat timbulnya dispepsia.
Tidak hanya makanan atau minuman tertentu, namun dispepsia juga dapat disebabkan oleh kebiasaan atau pola makan, seperti kebiasaan menghabiskan makan secara terburu-buru, porsi makanan yang terlalu banyak, hingga telat jadwal makan.
Keluhan atau gejala dispepsia untuk kasus yang ringan dapat reda setelah dua minggu perubahan pola hidup menjadi lebih sehat, antara lain menghindari makanan dan minuman yang telah disebutkan di atas. Sebagai alternatif, Anda direkomendasikan untuk mengonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan. Kacang-kacangan dan makanan berserat juga turut membantu memulihkan kondisi Anda.
Dalam kasus tertentu, dispepsia dapat berujung pada penyakit serius, seperti kanker usus. Jika gejala tidak kunjung mereda dalam dua minggu, maka Anda perlu untuk berkonsultasi dengan dokter, sehingga dapat dilakukan penanganan lebih awal. Terutama bagi kelompok usia lanjut di atas 50 tahun, jika mengalami gejala dispepsia yang diikuti dengan penurunan berat badan, kesulitan ketika menelan, muntah-muntah, hingga tinja berwarna hitam, segera konsultasi dengan dokter. Dokter nantinya akan melakukan pemeriksaan, seperti pemeriksaan laboratorium, endoskopi, X-ray, maupun CT scan.